Minggu, 18 Juli 2021

Belajar yakin

Kalo ditakar pake akal manusia, harusnya sulitku sudah bertemu dengan mudahnya, sedihku sudah bertemu dengan bahagianya, pahitku sudah bertemu dengan manisnya. Karena katanya bersama kesulitan ada kemudahan, setelah duka yang berkepanjangan ada bahagia tak terkira, setelah penantian panjang ada puncak pertemuan yang manis wkwk.  Tapi kenapa kok kayanya pahit terus yaa, masalah kok ngga kelar-kelar, harus sabar terus sampe kapan ? Sebagian dari kita mungkin pernah berfikir demikian, termasuk aku sendiri. Namun begitulah keterbatasan akal, ia hanya mampu menjangkau hal-hal yang rasional alias masuk akal. Lalu kalau udah gitu harus gimana?

Begini katanya, apabila dilihat dari sudut pandang agama (islam), eh mau disclaimer dulu, karena yang nulis bukan ahlinya jadi ingetin kalau ada yang keliru hehe. Lanjut, ngga semua kejadian dan fakta bisa diterima dengan akal, adakalanya harus diterima dengan hati (iman) atau keyakinan bahwa selalu ada kebaikan Tuhan dalam setiap ritme kehidupan yang terjadi. Kita coba ambil contoh paling sederhana, dalam banyak kasus ada yang merasa sudah doa dan berusaha dengan maksimal, tapi hasilnya kok ngga sesuai harapan? Justru yang terjadi malah sebaliknya. Kalau udah gitu masa mau nyalahin keadaan, apalagi nyalahin Tuhan kan ngga mungkin. Memang ngga mudah, makanya perlu latihan. Harus tetep yakin ada kebaikan dalam setiap hal yang ngga mengenakkan itu agak sulit diawal, karena rada abstrak gitu. Bayangin aja, lagi sedih-sedihnya, lagi kesel-keselnya tapi tetep harus yakin pasti ada kebaikan Tuhan didalamnya. Kan perlu sabar ngga tuh?. yaudah Tarik nafas dulu, biar tenang hehe.

Kita kembalikan lagi pada konsep Tuhan pasti menginginkan yang terbaik bagi makhluknya, meski kadang disampaikan melalui sesuatu yang menurut manusia ngga enak, pahit. Entah lewat sakit, kehilangan, tiba-tiba dirumahkan dari pekerjaan dan sebagainya. Kadang bungkusnya doang jelek isinya mah bagus. Ngga akan ada kehilangan melainkan menjadikan kekuatan dan dapat banyak pelajaran berharga setelahnya. Lewat patah hati juga gitu, ada pesan kemandirian, kekuatan untuk bangkit dan kehati-hatian dalam memilih terbungkus didalamnya, katanya sih gitu wkwk. Itu Cuma sebagian contoh, masih banyak banget kejadian serupa yang mungkin dialami temen-temen.

Dan ternyata, menurutku ini semua selaras dengan ajaran dalam filsafat stoa yang lahir ribuan tahun lalu tentang dikotomi kendali. Maksudnya bahwa dalam hidup ada sebagian hal yang dibawah kendali kita, dan sebagian lagi bukan dibawah kendali kita alias kita ngga bisa ngendaliin itu semua untuk terjadi sesuai keinginan kita. Dalam filsafat tersebut dikatakan bahwa yang berada dalam kendali kita hanyalah pikiran kita, tindakan dan perspektif kita, dan sisanya bukan dibawah kendali kita. Sebenernya aga panjang penjelasanya, semoga ada kesempatan buat membahas nya secara terpisah. Berkaitan dengan hal diatas, hidup yang sedang kita jalani sekarang ngga semuanya bisa kita atur harus terjadi sesuai apa yang kita inginkan, ada intervensi Tuhan dan makhluk lain didalamnya. Oleh karena itu bisa dikatakan semua yang terjadi bukan dibawah kendali kita, jadi ngga bisa tuh sebenernya kita balik menyalahkan apa atau siapa ketika semuanya terjadi ngga sesuai keinginan. Tapi kita punya persepsi yang jelas-jelas dibawah kendali kita untuk bagaimana merespon semua hal yang terjadi. Emosi yang timbul kemudian tergantung bagaimana kita menanggapi sebuah kejadian, bisa aja ketika kita gagal kita akan berfikir bahwa semua kesalahan ada pada diri sendiri, mungkin karena aku kurang ini kurang itu dan lain sebagainya sehingga emosi yang timbul pun jadi down berkepajangan. Lain hal ketika kita menyadari bahwa kegagalan dan keberhasilan ngga sepenhnya dibawah kendali kita, ada banyak makhluk yang andil yang dapat mempengaruhinya. Sehingga ketika kita gagal, kita sadar bahwa bukan sepenuhnya kesalahan ada dalam diri kita. Emosi yang dihasilkan pun jauh lebih positif.

Kurang lebih si gitu, yaaa semoga aja kita bisa senantiasa melihat kebaikan dan kasih sayang Tuhan dalam kejadian maupun fakta segetir apapun itu, dan bisa lebih jeli melihat apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan demi menjadi dewasa yang lebih waras dan santuy, hehe

Salam…   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaafkan

Setiap orang pasti memiliki cerita dan proses untuk memaafkan. Baik memaafkan keadaan, memaafkan seseorang, dirinya sendiri dan lain sebagai...