Sini duduk sebentar, apa sih yang dikejar? Mungkin itu
yang ingin sekali diucapkan aku kepada aku yang lain kalau memang aku bisa dibagi
dua haha. Barusan abis nonton video yang ya lumayan bagus buat sedikit
menggelitik kesadaran diri akan sesuatu. Video tentang QLC gitu judulnya umur
semakin bertambah tapi belum punya apa-apa belum jadi apa-apa, gitu kalau gasalah.
Dalam video tersebut kurang lebih menceritakan bahwa ngga ada si sebenernya
standar sukses di usia sekian, bahagia itu ketika umur sekian udah nikah, udah bisa
ini bisa itu, punya ini punya itu. Pliss itu adalah standar-standar yang dibuat
oleh dan untuk mereka sendiri jadi kita ngga usah mengadopsi apalagi terseret
oleh standar-standar tersebut. Hal tersebut bukan bermaksud kemudian membuat
kita pasrah dan ngga ngapa-ngapain (biasa aja ya ngga boleh ngegas bacanya),
justru do’a dan kerja keras itu wajib dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Nah
pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang kita kejar yang kita inginkan
benar-benar yang kita butuhkan? Jangan-jangan yang sedang mati-matian dikejar
hanya berujung kesenangan semata. Jawabanya hanya kita masing-masing yang tau.
Menariknya lagi ketika kita sudah berdo’a dan berusaha
tapi apa yang kita inginkan belum dikabulkan, sadarilah bahwa ada takdir Tuhan
yang kita ngga bisa intervensi didalamnya, makanya tawakkal dalam hal ini juga
diperlukan. Berbicara tentang keinginan, menurut video tersebut katanya
keingininan dan kesenangan itu fana, apalagi yang berbau material, ya terdengar
klise tapi ngga semua orang mau menyadari itu. Kita liat contoh bill gates yang
kekayaanya nga usah dipertanyakan lagi, bisa dibilang semua yang diinginkan
sudah tercapai tapi ujung-ujungnya juga bikin yayasan, membantu orang-orang
yang kurang mampu, ingin bermanfaat untuk orang lain, karena mungkin bahagia
bukanlah tentang apa yang sudah di dapat atau yang kita punya,tapi bahagia
adalah kita dapat bermanfaat untuk sesama, bisa meringankan beban orang lain
untuk kemudian bisa hidup lebih bermakna.
Tapi emang iyasi katakanlah aku lagi pengen punya
A,dan ketika udah punya beneran ya udah ohh gini ternyata rasanya, jadilah
biasa aja rasanya seneng awalnya doang, senengnya sesaat. Dan mungkin berlaku
untuk keinginan-keinginan lain yang sejenisnya. Pernah denger juga salah
seorang teraphys atau psikolog gitu yang bilang bahwa ketika kita berhasil
membeli apa yang kita inginkan ada hormone bahagia yang diproduksi yang disebut
dopamine, akan tetapi hanya berlaku sementara. Beda lagi ketika kita memberi
kepada orang lain, ada hormone bahagia yang diprodusi disitu yang disebut
serotonin dan bahagia akan bertahan lebih lama daripada dopamine, makanya bisa
dijadikan terapi jika ingin bahagia salah satunya cobalah memberi atau menolong
sesama, aduhh keren ya spiritual sama psikis nya dapet dua-duanya L. Jadi jauh banget gini si ngobrolnya haha, tapi ya
berkaitan dengan kegalauan-kegalauan umur dua puluhan yang sudah disampaikan
diawal semoga aja kita cepat menemukan definisi-definisi sekses maupun bahagia
sesuai dengan versi masing masing tanpa harus mengadopsi dari standar-standar
sukses maupun bahagia yang ada di society kita. Ya biar teteg, santuy aja si dan
hidup nya ngga di dikte dari apa yang dilihat dari kasat mata. Perihal yang
sedang dirundung keinginan-keinginan yang ngga ada ujungnya, semoga segera dimerdekakan,
jika sederhana aja udah bikin tenang kenapa harus mencari lebih yang hanya
nambah letih?. Susah banget emang butuh jam terbang tinggi, aku pun masi nyoba
pelan-pelan. Oiya ini Cuma yang lagi ada dikepala aja, ngga harus di iyakan juga
sama yang kebetulan baca, bukan juga sudut pandang karena melihat masalah ngga
harus saling menyudutkan, gitu kata bung fiersa wkwk.
Salam….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar