Sabtu, 12 September 2020

Mencari

 

Sini duduk sebentar, apa sih yang dikejar? Mungkin itu yang ingin sekali diucapkan aku kepada aku yang lain kalau memang aku bisa dibagi dua haha. Barusan abis nonton video yang ya lumayan bagus buat sedikit menggelitik kesadaran diri akan sesuatu. Video tentang QLC gitu judulnya umur semakin bertambah tapi belum punya apa-apa belum jadi apa-apa, gitu kalau gasalah. Dalam video tersebut kurang lebih menceritakan bahwa ngga ada si sebenernya standar sukses di usia sekian, bahagia itu ketika umur sekian udah nikah, udah bisa ini bisa itu, punya ini punya itu. Pliss itu adalah standar-standar yang dibuat oleh dan untuk mereka sendiri jadi kita ngga usah mengadopsi apalagi terseret oleh standar-standar tersebut. Hal tersebut bukan bermaksud kemudian membuat kita pasrah dan ngga ngapa-ngapain (biasa aja ya ngga boleh ngegas bacanya), justru do’a dan kerja keras itu wajib dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Nah pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang kita kejar yang kita inginkan benar-benar yang kita butuhkan? Jangan-jangan yang sedang mati-matian dikejar hanya berujung kesenangan semata. Jawabanya hanya kita masing-masing yang tau.

Menariknya lagi ketika kita sudah berdo’a dan berusaha tapi apa yang kita inginkan belum dikabulkan, sadarilah bahwa ada takdir Tuhan yang kita ngga bisa intervensi didalamnya, makanya tawakkal dalam hal ini juga diperlukan. Berbicara tentang keinginan, menurut video tersebut katanya keingininan dan kesenangan itu fana, apalagi yang berbau material, ya terdengar klise tapi ngga semua orang mau menyadari itu. Kita liat contoh bill gates yang kekayaanya nga usah dipertanyakan lagi, bisa dibilang semua yang diinginkan sudah tercapai tapi ujung-ujungnya juga bikin yayasan, membantu orang-orang yang kurang mampu, ingin bermanfaat untuk orang lain, karena mungkin bahagia bukanlah tentang apa yang sudah di dapat atau yang kita punya,tapi bahagia adalah kita dapat bermanfaat untuk sesama, bisa meringankan beban orang lain untuk kemudian bisa hidup lebih bermakna.

Tapi emang iyasi katakanlah aku lagi pengen punya A,dan ketika udah punya beneran ya udah ohh gini ternyata rasanya, jadilah biasa aja rasanya seneng awalnya doang, senengnya sesaat. Dan mungkin berlaku untuk keinginan-keinginan lain yang sejenisnya. Pernah denger juga salah seorang teraphys atau psikolog gitu yang bilang bahwa ketika kita berhasil membeli apa yang kita inginkan ada hormone bahagia yang diproduksi yang disebut dopamine, akan tetapi hanya berlaku sementara. Beda lagi ketika kita memberi kepada orang lain, ada hormone bahagia yang diprodusi disitu yang disebut serotonin dan bahagia akan bertahan lebih lama daripada dopamine, makanya bisa dijadikan terapi jika ingin bahagia salah satunya cobalah memberi atau menolong sesama, aduhh keren ya spiritual sama psikis nya dapet dua-duanya L. Jadi jauh banget gini si ngobrolnya haha, tapi ya berkaitan dengan kegalauan-kegalauan umur dua puluhan yang sudah disampaikan diawal semoga aja kita cepat menemukan definisi-definisi sekses maupun bahagia sesuai dengan versi masing masing tanpa harus mengadopsi dari standar-standar sukses maupun bahagia yang ada di society kita. Ya biar teteg, santuy aja si dan hidup nya ngga di dikte dari apa yang dilihat dari kasat mata. Perihal yang sedang dirundung keinginan-keinginan yang ngga ada ujungnya, semoga segera dimerdekakan, jika sederhana aja udah bikin tenang kenapa harus mencari lebih yang hanya nambah letih?. Susah banget emang butuh jam terbang tinggi, aku pun masi nyoba pelan-pelan. Oiya ini Cuma yang lagi ada dikepala aja, ngga harus di iyakan juga sama yang kebetulan baca, bukan juga sudut pandang karena melihat masalah ngga harus saling menyudutkan, gitu kata bung fiersa wkwk.

Salam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaafkan

Setiap orang pasti memiliki cerita dan proses untuk memaafkan. Baik memaafkan keadaan, memaafkan seseorang, dirinya sendiri dan lain sebagai...