Ya, pandemic covid-19 salah satu virus yang sedang menyebar hampir di seluruh negara didunia, termasuk negara kita Indonesia. Bisa dibilang peristiwa ini merupakan satu peristiwa yang langka dan mungkin pertama kali saya alamai seumur hidup saya, atau mungkin bagi temen" juga. Virus yang berasal dari wuhan china tsb memang menyebar dg sangat cepat, bayangkan saja dalam kurun waku sekitar 2 bulan sudah tercatat sekitar 11.071 kasus per 6 mei 2020. Bukan jumlah yang sedikit yaaa :( . Biasanya yang terindikasi positiv terkena virus tersebut akan mengalami gejala seperti batuk, pilek, sesak nafas dan demam tinggi.
Menanggapi hal tersebut tidak sedikit dari kita yang merasa cemas, takut maupun panik menghadapi pandemi tersebut. Meski sudah ada himbauan dari pemerintah untuk tidak panik , tetap saja perasaan tersebut bagi sebagian orang tidak bisa dihindari, hal tersebut bisa jadi terjadi karena kita rutin atau sering membaca berita terkait covid-19 baik dari media massa seperti televisi, koran atau dari media social terutama dari grup percakapan/broadcast seperti WA, Telegram dan sebagainya.
Beberapa waktu lalu saya sempat membaca tulisan dari Dr. Adi W Gunawan, seorang intelektual akademisi, doctor Pendidikan, clinical hypnotherapist, pakar mind technology juga merupakan satu-satunya trainer hipnoterapi klinis di Indonesia yang diakui sebagai Certified Hypnoteraphy Instructor oleh ACHE, Amerika. Dari tulisan beliau diceritakan bahwa ada beberapa klien beliau yang ingin berkonsultasi perihal apa yang sedang dirasakan seperti rasa cemas, takut yang berakibat pada kondisi pikiran tidak tenang, hati tidak damai dan sulit tidur. Ternyata emosi-emosi tersebut muncul sejak ramai diberitakan tentang virus covid 19, bahkan tiga dari klien tersebut mengaku mengalami gejala serupa dengan orang yang terpapar virus covid 19, padahal mereka mengaku tidak melakukan segala jenis aktifitas diluar rumah, mereka hanya beristirahat dirumah dan melakukan semua kegiatan dirumah pula.
Setelah dilakukan interogasi mendalam ternyata akar masalah nya adalah karena mereka terlalu sering dan rutin membaca berita tentang covid-19, Dr. Adi memaparkan bahwa ada 5 jalur informasi sampai pada alam bawah sadar salah satunya Repetisi yaitu informasi serupa bila terus diulang, dilihat, dibaca, dibicarakan, diingat, dibayangkan, atau didengarkan pasti masuk ke memori PBS. Informasi tentang Covid-19, benar atau salah, yang telah terekam di PBS, tidak akan pernah bisa hilang. Informasi ini akan terus ada di memori sampai dilakukan upaya secara sadar untuk mengganti informasi ini dengan informasi lain.
Semakin seseorang membaca dan mengingat gejala-gejala Covid-19, semakin ia mengulang memunculkan informasi ini di pikirannya, semakin kuat informasi ini jadinya, dan semakin ia terpengaruh. Ia menjadi semakin cemas dan takut. Disadari atau tidak, ia akan memeriksa kondisi fisiknya, apakah ada gejala yang sama atau menyerupai Covid-19. Ini sesungguhnya adalah hal yang wajar karena semua orang pasti ingin selamat, ingin tetap hidup. Dan fungsi utama PBS adalah melindungi dan menjaga keselamatan hidup kita. Semakin ia melakuan pengecekan, semakin PBS mendapat informasi bahwa ini adalah sesuatu yang penting. Dan sesuai hukum pikiran, apa yang menjadi fokus pasti bertumbuh dan menguat. Ini menjadi semakin kuat saat dilandasi emosi negatif intens.
Akhirnya, PBS memunculkan simtom atau gejala yang sama atau serupa dengan gejala Covid-19. Saat ini terjadi, individu menjadi semakin cemas, takut, panik, dan gejalanya menjadi semakin nyata, semakin kuat. Semakin ia cemas atau takut, semakin stres ia, semakin banyak hormon stres diproduksi oleh tubuhnya, dan semakin tertekan kerja sistem imun, dan semakin besar kemungkinan ia jatuh sakit, semakin besar risikonya bila ia benar-benar terpapar virus corona.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini?
Dr. Adi memberikan beberapa saran dan masukan. Pertama, berhenti total membaca atau mencari informasi atau meneruskan informasi terkait Covid-19. Tidak ada gunanya untuk mengetahui sudah berapa banyak orang yang terkena Covid-19, berapa yang meninggal, dan berapa yang sembuh. Beliau menghimbau berhenti total membaca atau mencari informasi atau meneruskan informasi terkait. Kedua, beliau menyarankan untuk banyak membaca buku-buku positif, nonton film atau video yang lucu, karaoke, senam atau olahraga, rileksasi atau meditasi, berdoa, atau apa saja yang positif dan bisa membuat pikiran dan perasaan mereka tenang dan bahagia.
Virus corona belum tentu mengenai semua orang. Namun saat ini hampir semua orang sudah tertular virus pikiran yang membuat mereka cemas, khawatir, takut, paranoid.
Saya mengenal peristiwa diatas sebagai peristiwa yang biasa disebut psikosomatis kali yaa,, :D dalam dunia medis psikosomatis dijelaskan sebagai penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh. Dimana pikiran mempengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi bertambah parah. Istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang di duga disebabkan atau diperparah oleh factor psikis atau mental, seperti stress dan rasa cemas. Saya rasa tidak hanya terjadi pada kasus psikosomatis covid-19 saja, akan tetapi bisa terjadi ketika kita terlalu memikirkan sesuatu bisa jadi akan timbul gejala/keluhan fisik selaras dengan apa yang sedang dipikirkan, karena hal tersebut memang pernah terjadi pada diri saya sendiri dan beberapa orang disekitar saya. Menurut saya bagi yang sedang merasakan perasaan yang sama, silahkan di coba beberapa tips yang disampaikan Dr Adi diatas, karena kita sendirilah yang tau apa-apa yang bisa membuat kita cemas, dan apa yang bisa membuat kita senang dan tenang, kita sendiri yang tau kebutuhan untuk fisik dan psikis kita yang sebenarnya :) jd bukan hanya kesehatan fisik saja ya yang dijaga, akan tetapi kesehatan psikis pun tidak kalah pentingnya untuk dijaga :)
Mungkin dicukupkan dulu ya untuk tulisan kali ini, semoga bermanfaat. Maaf juga barangkali banyak yang keliru dalam penyampaian informasinya, jujur Karena memang bukan bidangnya jadi saya coba sampaikan ringkasan dari tulisan Dr. Adi W Gunawan, semoga bisa membantu 😊
Keep health, keep positive!
Salam…